Indotoplist.com : Istana atau ndalem Gebang (Rumah tinggal Bung Karno) merupakan rumah tempat tinggal Orang tua Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Makam Bung Karno kira-kira 2 km ke arah selatan, tepatnya di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar. Rumah ini sebenarnya milik bapak Poegoeh Wardoyo suami dari Sukarmini, kakak kandung Bung Karno. | |
Selain ditempati oleh kedua orang tua Bung Karno, ditempat ini pula Sang Proklamator pernah tinggal ketika masa-masa remaja. Banyak sekali kenangan Bung Karno yang terukir di Kota Blitar. Seperti kebiasaan beliau pada sore hari yang suka jalan-jalan di 'Bon Rojo' dan ke luar masuk kampung di Bendogerit. Sepanjang perjalanan selalu diikuti anak-anak dan remaja, sambil bernyanyi-nyanyi dan bersenda gurau. Semakin lama jumlah pengiring yang menjadi "pasukan kecil" Bung Karno itu semakin banyak. Acara santai demikian biasanya diakhiri sampai di ndalem Gebang menjelang matahari terbenam. Di rumah tersebut tiap tahun diadakan acara Haul yang ramai dikunjungi orang, begitu juga banyaknya kesenian yang ikut memeriahkan acara haul tersebut. | |
Istana Gebang, atau yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sebutan Dalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua pahlawan proklamasi kita, Ir. Soekarno. Bila kita perhatikan, bangunan Istana Gebang tampak bergaya peninggalan jaman Belanda. Informasi dari penjaga setempat, rumah tersebut sepertinya memang peninggalan Belanda. R. Soekeni Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, tidak lain adalah kedua orang tua Soekarno. Tidak ditemukan catatan pasti sejak kapan menempati rumah tersebut. Namun diyakini bangunan tersebut dibangun sekitar tahun 1914. Ditempati kedua orang tua Bung Karno setelah mereka pindah dari Mojokerto. Tepatnya ketika Soekarno masih bersekolah di HBS Surabaya. Istana Gebang berdiri di atas lahan sekitar dua hektar. Keseluruhan bagiannya terdiri dari rumah utama, bagian ini terdiri dari ruang tamu yang cukup luas dengan perabot kursi model lama. Dan beberapa meja dan lemari kecil di sisi barat. Selain itu juga terdapat ruang keluarga yang juga cukup lapang dengan deretan kursi kayu berkombinasi anyaman rotan. Di sana juga terdapat kursi kayu santai lengkap dengan bangku kecil sebagi penopang kaki di bawahnya. Kursi ini biasa digunakan Soekarmini Wardojo, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibu Wardojo, di masa hidupnya. Soekarmini adalah kakak dari Soekarno, yang menikah dengan Wardojo sebagai suami keduanya. Karena itu pula Istana Gebang lebih akrab bagi masyarakat setempat dengan sebutan rumah Ibu Wardojo. Bangunan ini dilengkapi lima kamar tidur. Satu di antaranya, yang letaknya paling belakang, merupakan tempat istirahat Ibu Wardojo. Ketika Mossaik masuk ke kamar tersebut, tampak bersih dan terawat. Di dalamnya terdapat tempat tidur lengkap dengan kain sprei dan selambu warna putih. Sebuah lemari dan meja rias. Serta sebuah kotak yang di dalamnya berisi keris pusaka, selain itu juga dipajang beberapa foto Bung Karno. Di sebelah kanan rumah utama terdapat Balai Kesenian. Dulu balai kesenian itu memang digunakan sebagai tempat berekspresi bagi para seniman di sana. Di masa hidup Soekarmini Wardojo, bangunan ini juga sering digunakan untuk pementasan wayang. Dahulu, di dalamnya dilengkapi dengan seperangkat gamelan beserta wayang kulit milik mereka. Menurut sumber Mossaik, di masa hidupnya keluarga Wardojo ini dikenal memiliki appresiasi seni yang tinggi. Kemudian mereka menyediakan tempat khusus untuk barang-barang seni itu. Secara bertahap balai kesenian itu dibangun, hingga jadi seperti yang ada sekarang. Terakhir pembangunannya dilakukan tahun 1951. | |
Mungkin inilah satu-satunya balai kesenian yang ada di kota Blitar. Soekarno pun pernah menjadi dalang dalam suatu pementasan di sana. Seperti yang tampak pada salah satu foto yang ada di ruang tamu Istana Gebang. Sayang, sekarang balai kesenian itu sudah jarang digunakan. Yang tersisa hanya bangunannya saja. Gamelan dan wayang-wayang itu sudah tidak ada lagi. Kabarnya perangkat gamelan itu sudah lama dijual. Sedangkan perlengkapan wayang-wayangnya sudah dibawa oleh Guruh. Di sebelah kiri rumah utama terdapat paviliun dengan dua kamar tidur. Hingga kini paviliun ini masih digunakan oleh para kerabat keluarga bila bertandang ke Blitar. Dan di bagian belakang terdapat bangunan dapur dan ruang makan. Di belakangnya lagi terdapat rumah penjaga, yang keseluruhan berjumlah enam orang. Masing-masing dari mereka memiliki tanggung jawab terhadap ruang atau bangunan tertentu. Rumah itu bersebelahan dengan hamparan lahan yang berupa tegalan. Berdempet dengan dapur terdapat garasi mobil yang bisa menampung dua mobil. Tapi hanya ada satu mobil yang nongkrong di sana. MERCYDES BENZ 190 warna hitam. Mobil tersebut adalah milik ibu Wardojo. Namun demikian dari beberapa informasi, kendaraan tersebut acap digunakan oleh Bung Karno ketika berkunjung ke Blitar. Desain Istana Gebang memang sangat kental bergaya jaman kolonial. Ini bisa diperhatikan dari arsitektural bangunannya. Bentuk bangunan yang tinggi, dengan atap genteng limasan yang juga tinggi. Terdapat bagian kaki bangunan yang terbuat dari susunan batu alam. Di atasnya dilanjutkan dengan tembok yang tebal. Lantai yang tinggi, dengan empat anak tangga di bagian depan. Pintu yang lebar, jendela yang cukup banyak, memungkinkan sirkulasi udara mengalir maksimal layaknya bangunan kuno kebanyakan. Rangka pintu dan kusen yang kokoh, plafond yang juga tinggi, membuat sejuk udara di dalam. Bangunan berwarna dominan putih dan abu-abu ini pernah mengalami renovasi pada beberapa bagiannya. Sekitar tahun 1984 dilakukan perbaikan pada bagian lantai, plafon dan gentengnya. Seperti pada plafond, sebelumnya terbuat dari sesek (anyaman bambu, red). Kemudian diganti dengan plafon seperti yang ada sekarang. Seorang sumber Mossaik menyebutkan, rumah Gebang ini mengalami renovasi atas perhatian beberapa pihak. Pada tahun 1984 mendapat bantuan dari Pemerintah Jawa Timur. Kemudian pada tahun 1998 juga mendapat perhatian dari Dewan Harian 45 Jawa Timur. Di bagian depan Istana Gebang, terhampar halaman yang cukup luas. Dahulu halaman itu merupakan hamparan tanah, dengan susunan bata di beberapa bagian. Sekarang hampir seluruh bagian halaman itu sudah tertutup batu paving. Sementara taman kecil, tepat di depan pintu utama Istana Gebang, juga telah mengalami perbaikan. Tiang bendera yang ada di sana masih tetap seperti kondisi awalnya. Dengan beberapa bagiannya yang sudah dilapisi keramik. Tepat di tengah halaman terdapat pohon besar, menurut penjaga namanya pohon Rindang. Konon pohon yang juga menjadi tempat berteduh ini ditanam sekitar tahun 1970. Dan di sebelahnya terdapat pohon Polo yang kabarnya berusia jauh lebih tua dari pohon Rindang tadi. |
Sabtu, 17 November 2012
Istana Gebang (Rumah tinggal Bung Karno)
Istana Gebang (Rumah tinggal Bung Karno)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar